Pages

Kisah Kampung Pelukis Replika di Cina

http://images.detik.com/content/2013/08/01/1059/senimanjalananbodicina.jpg

Bukan cuma Jakarta punya pusat karikatur dan lukisan profil seperti di Passer Baroe dan Taman Sari. Di Cina malah malah para pelukis yang mengkhususkan diri membuat replika berkumpul di sebuah kampung.

Di kampung Dafen, Provinsi Guangdong, Cina itu kita bisa menemukan replika lukisan para maestro dunia. Mulai dari Picasso, Van Gogh, Dali, da Vinci, Rembrandt hingga Andy Warhol.

Berkat para pelukis di Dafen ini, karya-karya lukisan yang dijual dengan harga selangit, kini bisa didapatkan dengan harga mulai US$ 26 dolar atau sekitar Rp 267 ribu saja, wah!

Perkampungan Dafen dihuni oleh sekitar 5000 orang pelukis yang bekerja sebagai buruh untuk membuat replika. Disini beragam lukisan warisan Eropa di jajakan di pinggir jalan, di depan labirin pertokoan lukisan 'KW' itu.

Pembelinya bukan hanya warga lokal, tapi juga wisatawan yang datang jauh-jauh dari Amerika Serikat, German, Belanda dan beberapa negara di Eropa lainnya. Biasanya lukisan disini, dilengkapi bingkai ukiran berwarna emas, yang menegaskan kemewahannya.

Namun krisis ekonomi global, ikut memberikan dampak pada tempat ini. Ye Jianhong misalnya, ia dulu bisa mempekerjakan 500 orang pelukis, namun karena serangan krisis global, kini karyawannya hanya tinggal 30 orang.

Fokus dari materi lukisannya pun jadi berubah, tak lagi banyak mengambil replika lukisan dari Monet atau Van Gogh. Kini fokus mereka justru kembali ke pasar domestik, dan lebih banyak menggambar pemandangan seperti pegunungan atau danau. "Kini ada perubahan besar dalam penjualan, jadi kami mengubah orientasi kepada pasar domestik di China," ujar Ye Jianhong seperti yang dilansir BBC.

Kini mereka lebih memilih lukisan yang dibuat di atas kanvas berukuran kecil, dan per harinya tiap pelukis membuat sekitar sepuluh buah salinan lukisan. Penjualannya pun hanya sekitar 20 lukisan setiap harinya. Sementara dulu, produksi lukisan dan penjualannya benar-benar massal.

Salah seorang pekerja lukis di Dafen, Weng Yuguo, 27 tahun, bercerita bahwa ia sudah mulai menjadi pelukis sejak berusia 16 tahun. Spesialisasinya adalah membuat lukisan bergaya Eropa yang klasik.

Weng bercerita bahwa sejak perubahan orientasi pasar domestik, ia kini lebih banyak menggambar warna-warna yang cerah dan berbau alam.
"Ada perbedaan selera pasar domestik dengan pembeli dari Eropa, orang-orang Eropa lebih menyukai tema klasik dengan warna yang gelap, sementara orang-orang Cina lebih menyukai warna yang cerah," ujar Weng Yuguo.



No comments:

Post a Comment

 

Pencarian

Archives

Most Reading